PERADABAN ISLAM KONTEMPORER DENGAN MEMBACA
Oleh:
Arfi Hilmiati
Program Study Sarjana Ilmu Falak
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Angkatan 2017
Islam adalah agama yang rahmatan
lil’alamiin, yaitu membawa rahmat bagi seluruh alam termasuk di dalamnya
pada tumbuhan, hewan, jin dan tentunya manusia. Islam menghendaki umatnya untuk
saling berdamai, saling menyayangi dan saling mengasihi serta melarang umatnya
untuk saling berlaku semena-sema termasuk juga pada hewan dan tumbuhan. Begitu
indahnya Islam jika kita dapat beragama sesuai dengan konsep Islam.
Kitab suci al-Qur’an sebagai kitab sucinya
umat Islam, yang tidak ada keraguan didalamnya memberikan petunjuk pada kita
semua bagaimana cara hidup yang dapat membawa keberkahan di dunia dan di akhirat.
Memuat berbagai macam aturan dan cerita yang dapat dijadikan dasar dan
pembelajaran untuk kehidupan ini. Semua yang kita lakukan sebagai seorang
muslim diatur dalam Islam, walau sekecil apapun perbuatan itu. Misal saja saat
kita akan buang air kecil, mulai dari masuk kamar mandi, adab dikamar mandi dan
sampai keluar ada aturannya. Tiada satupun hukum dalam al-Qur’an yang
menyesatkan,
Bahasa dalam al-Qur’an bukanlah bahasa
keseharian, bukan juga bahasa Undang-undang. Pemaknaan dalam al-Qur’an dapat
berupa makna yang haqiqi dapat juga bermakna majazi, hal tersebut mengakibatkan
perlu adanya penafsiran. Setiap orang memiliki kemampuan cara berpikir sendiri,
memiliki konteks dan keyakinan yang berbeda-beda dalam menafsirkan al-Quran.
Seperti halnya KH. Hasyim As-‘ary dan KH. Ahmad Dahlan, mereka mempunyai guru
yang sama tapi dalam menafsirkan apa yang dijelaskan oleh gurunya berbeda,
sehingga terbentuklah organisasi masyarakat Islam yang biasa disebut ormas
Islam Muhammadiyah dan Nahdlotul Ulama (masih banyak ormas Islam yang lainnya).
Hal tersebut berpengaruh terhadap cara beribadah yang dilakukan oleh setiap
organisasi berbeda.
Yang menjadi titik permasalahan adalah
kenapa perbedaan tersebut justru menyebabkan perpecahan umat Islam, padahal
mereka sama-sama Islam, sama-sama berpegang teguh dan berpedoman pada al-Qur’an
dan Hadis. Perbedaan bukanlah hal yang baru muncul pada zaman kontemporer ini,
perbedaan sudah ada sejak zaman sahabat, ketika para sahabat berbeda pendapat
justru itu yang membuat mereka bersatu merumuskan dan mendiskusikan perbedaan
itu, sehingga tercapailah quality of science dalam Islam. Perhatikanlah
masyarakat zaman ini, misal saja saat terjadi perbedaan dalam penentuan awal
bulan qamariyah seperti bulan Ramadhan, Dzulhijjah dan Syawal. Apa yang
terjadi? Kadang kala ada diantara mereka yang saling menjatuhkan dan
menghujjah. Apakah ini sesuai dengan konsep Islam? Tentu saja sangat melenceng
dengan konsep Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Di
Indonesia sendiri, terjadi beberapa konflik di dalam agama Islam, salah satunya
adalah konflik antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah. Konflik antara
ormas ini sudah lama terjadi, penyebabnya adalah berbeda kebudayaan. Di dalam
perbedaan kebudayaan ini menimbulkan perbedaan keyakinan yang membuat konflik
semakin besar. Contoh perbedaan budaya pada kedua ormas ini yang menyebabkan
konflik adalah NU menyakini adanya budaya tahlil, sedangkan Muhammadiyah tidak
meyakininya, karena tahlil tidak ada dalam budaya Rasululloh yang biasa disebut
bid’ah. Konflik ini terus berkelanjutan, sampai-sampai ada sebuah kejadian yang
tidak pantas dilakukan, yaitu kejadian yang terjadi sekitar enam tahun yang
lalu. Kejadian tersebut bermula ketika NU dan Muhammadiyah berbeda saat
menentukan hari raya, pada saat itu Muhammadiyah mendahului NU dalam
melaksanakan Idul Fitri, pada malam takbiran Muhammadiyah, ada seorang marbot
masjid yang mengumandangkan takbir di Masjid yang mayoritas NU. Akhirnya
masyarakat semua geram dan hampir saja membakar masjid dan marbot itu,
beruntung polisi segera mengamankannya. (Kompasiana, 3 April 2014).
Kasus lain, yaitu kasus Rumah Sakit Islam
Purwokerto , jabatan fakultas Kedokteran di Perguruan Tinngi yang berafillasi
kepada dua ormas itu, dan pemilihan rektor UIN Yogyakarta yang terefleksikan
dalam hujatan keras dari Nurkholik Ridwan terhadap Buya Ahmad Syafii Maarif di
Media Sosial. (Koransindo, 15 Juli 2016)
Menurut Analisa dan pengamatan dari
penulis, permasalahan di atas terjadi karena kurangnya ilmu pengertahuan
tentang hukum Islam secara keseluruhan. Mereka hanya memahami hukum Islam pada
Identitasnya masing-masing. Sikap fanatik yang merasuk pada jiwa mereka
menyebabkan mereka sangat menyakini kebenaran ajaran mereka, menyakini bahwa
hanya yang mereka lakukanlah yang benar, dan saling menyalahkan satu sama lain.
Perintah pertama dari Allah SWT adalah
membaca, yaitu terdapat pada ayat al-Qur’an yang pertama kali Allah SWT
turunkan, surah al-‘Alaq ayat 1-5. Perintah membaca tidak hanya satu
kali, pertama Allah SWT. memerintahkan membaca pada ayat pertama, dan pada ayat
ke tiga, membaca diperintahkan kembali.
ٱقۡرَأۡ
بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ
مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ
٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ
مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
“Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”(QS.
Al-‘Alaq: 1-5).
Hal tersebut bermakna bahwa, membaca
tidaklah cukup sekali. Ilmu itu sangatlah luas, membaca membaca dan membaca
akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita. Ilmu yang benar tidak hanya
satu materi atau satu sumber saja, lihatlah ayat di bawah ini.
وَكُلُّهُمۡ ءَاتِيهِ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ
فَرۡدًا ٩٥
“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada
Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.”(QS. Maryam: 95)
إِنَّ يَوۡمَ ٱلۡفَصۡلِ كَانَ مِيقَٰتٗا ١٧ يَوۡمَ
يُنفَخُ فِي ٱلصُّورِ فَتَأۡتُونَ أَفۡوَاجٗا ١٨
“Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu
waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu
kamu datang berkelompok-kelompok.”(QS. An-Naba’: 17-18)
Ayat yang pertama menyebutkan bahwa pada
hari kiamat nanti kita akan datang secara sendiri-sendiri, tapi pada ayat kedua
dijelaskan bahwa kita akan datang secara berkelompok. Apakah salah satu dari
ayat tersebut salah? Adakah yang berani menyalahkan firman Allah SWT? misal
saja terdapat dua orang yang sedang mengutarakan pendapatnya, tapi mereka
membaca hanya pada satu sumber saja,
yang satu hanya membaca pada ayat yang pertama, yang satunya lagi membaca hanya
pada ayat yang ke-dua, apa yang akan terjadi? Perpecahan bukan? Saling
menyalahkan, ya tentu saja, karena sikap fanatik, kurangnya membaca, tidaklah
akan ada jalan keluarnya di antara mereka. Andaikan saja mereka dapat memahami
kedua nya, membaca pada sumber-sumber yang lain, pasti keduanya akan saling
menghormati, misalkan saja penafsiran dari kedua ayat di atas “ayat
al-qur’an menyebutkan bahwa nanti pada hari kiamat seseorang akan datang dan
menghadap tuhannya secara sendiri-sendiri, dan ayat yang lain menyebutkan bahwa
kita sebagai seorang muslim, pada hari kiamat nanti akan menghadap pada Allah
SWT. secara berkelompok-kelompok, hal tersebut dapat dimaknai bahwa semua umat
Islam akan berjalan Bersama-sama untuk menghadap tuhannya untuk
mempertenggungjawabkan terhadap semua perbuatannya selama di dunia, tapi karena
takutnya hari itu, mereka tidak ada yang memikirkan keluarganya, sahabatnya,
apalagi pacarnya hati mereka terasa sendiri-sendiri”.
Pernyataan di atas hanyalah sebagai
gambaran bahwa membaca sangatlah penting, Islam memang terdiri dari berbagai
macam organisasi, dan setiap organisasi memiliki keyakinan dan kepercayaan
masing-masing dalam beribadah, mereka semuanya benar, dan mereka mempunyai
dasar dan dalil yang sama-sama kuat. Hanya saja terjadi perbedaan penafsiran.
Membaca dan mempelajari hukum Islam dari
berbagai sumber sangatlah penting. Ormas yang satu mempelajari juga aturan dan
dasar hukum terhadap ormas yang lain. Andai saja umat Islam semuanya dapat
bersatu, saling menghargai, dan saling mengayomi, pasti Islam akan menjadi
agama terdepan, walaupun umat Islam terdiri dari berbagai macam organisasi.
Komentar
Posting Komentar